NAMA :
ZULIYA SURYA CITRA
NIM :
12402943
PRODI :
MANAJEMEN SMT.7
MK :
KOMUNIKASI BISNIS
MATERI :
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa saling
berhubungan satu sama lain. Untuk itulah peran komunikasi dibutuhkan. Dalam
hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain
niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Oleh sebab itu, menurut dokter
Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan
bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia
ingin hidup, maka mereka memerlukan komunikasi.
Masyarakat Indonesia sejak
dulu sudah dikenal sangat heterogen dalam berbagai aspek, seperti adanya
keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Tidaklah
asing bagi kita sebagai warga Negara Indonesia dengan adanya perbedaan budaya
di kalangan masyarakat kita, karena mengingat begitu luasnya wilayah indonesia.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, disitulah dibuktikan bahwa sebenarnya budaya itu juga dipelajari.
komunikasi antar budaya merupakan hal yang penting bagi semua penduduk
dunia. Kemunculan komunikasi antar budaya di desak oleh adanya interdependensi
antar bangsa yang semakin nyata, baik itu di bidang ekonomi, iptek, politik,
dan lain-lain. Mobilitas penduduk dunia yang semakin tinggi dan kemajuan
teknologi komunikasi yang berkembang pesat juga semakin memungkinkan terjadinya
komunikasi antar budaya. Perbedaan kultur dari orang- orang yang
berkomunikasi yang menyangkut kepercayaan, nilai, serta cara berperilaku serta
latar belakang budaya yang berbeda inilah yang menjadi ciri terpenting yang
menandai komunikasi antar budaya. Tak dapat dipungkiri semakin pentingnya arti
komunikasi antar budaya yang menempati posisi sentral dalam dinamika sosial
dewasa ini, oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai Komunikasi
antar budaya.
2. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud
dengan komunikasi antar budaya
?
2. Bagaimana fungsi komunikasi antar budaya?
3.
Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip komunikasi antar budaya?
4. Apa-apa saja hambatan dan masalah dalam komunikasi
antar budaya?
5. Bagaimana menjalin komunikasi yang efektif antar
budaya?.
3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan
makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, juga memiliki
tujuan lain, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi dan
kebudayaan
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi
komunikasi antar budaya
3. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip komunikasi antar budaya
3. Untuk mengetahui hambatan dan masalah komunikasi
antar budaya
4. Untuk mengetahui keefektifan komunikasi
antar budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata
(lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui
komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami
oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang
disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Dengan
berkomunikasi, kita berusaha untuk mendefinisikan sesuatu, termasuk istilah
“komunikasi” itu sendiri.
a. Carl I. Hovland, “Komunikasi
adalah proses y ang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).”
b. Everett
M. Rogers, “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada penerima dengan niat untuk mengubah tingkah laku mereka.
c. Raymond S.
Ross, “Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan
mengirimkan symbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar
membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang
dimaksudkan komunikator.”
Konsep Dasar
Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “buddhayah”, yang
merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut “culture”, yang berasal dari kata latin “colere”, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai"kultur" dalam
bahasa Indonesia.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok yang diwariskan secara turun menurun oleh generasi generasinya.
Budaya terbentuk berbagai unsur yang kompleks, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang orang yang berbeda
budaya maka menyesuaikan perbedaan perbedaannya, ini membuktikan bahwa budaya
itu penting untuk dipelajari.
Maka, komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi
di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras,
etnik, atau sosio ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Seperti
kita ketahui bahwa budaya mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi. Budaya
bertanggung jawab atas seluruh aspek komunikasi yang dilakukan oleh seorang
individu atau kelompok, baik secara verbal maupun nonverbal. Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural- Determinism. Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Tubbs, Stewart L. and Sylvia Moss dalam bukunya “Human
Communication: Konteks-konteks Komunikasi” (1996: 237)
menyatakan bahwa, “Budaya yang dimiliki seseorang sangat menentukan
bagaimana cara kita berkomunikasi, artinya cara seseorang dalam berkomunikasi
dengan orang lain apakah dengan orang yang sama budaya maupun dengan orang yang
berbeda budaya, karakter budaya yang sudah tertanam sejak kecil sulit untuk
dihilangkan, karena budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi.”
Dengan demikian konstruksi budaya yang dimiliki oleh seseorang itu,
diperoleh sejak masih bayi sampai ke liang lahat, dan ini sangat mempengaruhi
cara berpikir, berperilaku orang yang bersangkutan alam alam berinteraksi dan
berkomunikasi dengan yang berbeda budaya.
Bahkan benturan persepsi antar budaya sering kita alami sehari-hari, dan bila
mana akibatnya fatal kita cenderung menganggap orang yang berbeda budaya
tersebut salah, aneh tidak mengerti maksud kita. Hal ini terjadi karena,
kita cenderung memandang perilaku orang lain dalam konteks latar belakang kita
sendiri dan karena bersifat subyektif. Budaya dan komunikasi merupakan hal yang
tak dapat dipisahkan, oleh karena seluruh perbendaharaan perilaku dan
komunikasi kita sangat bergantung pada budaya tempat kita dibesarkan.
Oleh karena itu, membahas mengenai model komunikasi antar budaya
merupakan hal yang menarik untuk dikaji.
2.
FUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Fungsi komunikasi antar budaya
sendiri dibagi menjadi dua, yaitu fungsi pribadi dan fungsi sosial.
1. Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi
yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang
individu.
a. Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi
antar budaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan
untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik
secara verbal
dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri
maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan
seseorang.
b. Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial
adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi,
antarkelompok
namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan
yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya
yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka
integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam
proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: “saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda
memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki”. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat
meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
c. Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi
antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling
mempelajari kebudayaan masing-masing. Sehingga kita tidak hanya mengetahui satu
budaya tetapi kita juga dapat mengetahui budaya lain.
d. Melepaskan Diri
atau Jalan Keluar
Kadang-kadang
kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi.
Pilihan komunikasi seperti itu berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer
dan hubungan yang simetris.
2. Fungsi Sosial
a. Pengawasan
Praktek komunikasi
antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap
proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan
"perkembangan" tentang lingkungan.
Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin
perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu
terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
b. Menjembatani
Dalam proses komunikasi
antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang
berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani
itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya
saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan
makna yang sama.
c. Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai
kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d. Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses
komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian dari
kebudayaan lain. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan
antarbudaya.
3.
PRINSIP- PRINSIP KOMUNIKASIANTAR BUDAYA
1. Relativitas
Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak
disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan
disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi
proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda
dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk
mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda
dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa
sebagai cermin budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan
komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin
besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan
komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat
mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak
kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah
persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).
3. Mengurangi
Ketidakpastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dan
ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi
ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi,
dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena ketidak-pastian dan ambiguitas yang
lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi
ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
4. Kesadaran
diri dan perbedaan antar budaya
Makin besar perbedaan
antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan
selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya,
kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita
mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya,
ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.
5. Interaksi awal dan perbedaan
antar budaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara
berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab.
Walaupun selalu terdapat kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang
lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya.
6. Memaksimalkan
hasil interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya terdapat tindakan-tindakan yang berusaha
memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi mengisyaratkan implikasi yang
penting bagi komunikasi antarbudaya. Pertama, orang akan berintraksi dengan
orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil positif. Kedua, bila
mendapatkan hasil yang positif, maka pelaku komunikasi terus melibatkan diri
dan meningkatkan komunikasi. Bila memperoleh hasil negatif, maka pelaku mulai
menarik diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, pelaku membuat prediksi tentang
perilaku mana yang akan menghasilkan hasil positif. Pelaku akan mencoba
memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisi yang diambil, perilaku
nonverbal yang ditunjukkan, dan sebagainya.
4.
HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai
communication barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk
terjadinya komunikasi yang efektif.
Contoh dari hambatan komunikasi antarbudaya adalah kasus anggukan kepala,
dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut
mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju
melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami
mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication
barrier) semacam ini dapat kita lalui. Hambatan-hambatan tersebut adalah:
1. Fisik (Physical)
Hambatan
komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri,
dan juga media fisik.
2. Budaya (Cultural)
Hambatan ini
berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada
antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3. Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan
ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda
mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan
mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
4. Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam
ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah
pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah
pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi
hambatan komunikasi.
5. Pengalaman (Experiantial)
Experiental
adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki
pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga
konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6. Emosi (Emotional)
Hal ini
berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi
pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar
dan sulit untuk dilalui.
7. Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan
(sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau
penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
8. Nonverbal
Hambatan
nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi
dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat
oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan
komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat
komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau
takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam
ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil
mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena
melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan
mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.
Masalah
Komunikasi Antar Budaya
·
Keanekaragaman
dari tujuan tujuan komunikasi.
·
Etnosentrisme (Terlalu
Mengagungkan suatu etnis dan memandang rendah etnis lain ).
·
Tidak adanya
kepercayaan
·
Penarikan diri
·
Tidak adanya
empati
·
Kekuasaan
·
Factor-faktor
penghambat komunikasi
·
Hambatan derajat
kesamaan/ketidaksamaan
·
Hambatan
pembentukan dan pemrograman budaya
5. KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ANTAR
BUDAYA
Sebagaimana
sebuah aktivitas komunikasi yang efektif apabila terdapat persamaan makna pesan
antara komunikator dan komunikan, demikian juga halnya dengan komunikasi
antarbudaya. Tetapi hal ini menjadi lebih sulit mengingat adanya unsur
perbedaan kebudayaan antara pelaku-pelaku komunikasinya. Itulah sebabnya, usaha
untuk menjalin komunikasi antarbudaya dalam praktiknya bukanlah merupakan suatu
persoalan yang sederhana. Terdapat banyak masalah-masalah potensial yang sering
terjadi di dalamnya, seperti yang telah di jabarkan diatas.
Komunikasi antarbudaya
yang benar-benar efektif menurut Schramm harus memperhatikan empat syarat,
yaitu:
1. Menghormati
anggota budaya lain sebagai manusia .
2. Menghormati
budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana yang kita kehendaki.
3. Menghormati
hak anggota budaya yang lain untuk bertindak berbeda dari cara kita bertindak.
4. Komunikator
lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi hidup bersama orang dari
budaya yang lain.
Sedangkan De Vito mengemukakan konsepnya tentang efektivitas komunikasi
sangat ditentukan dari sejauh mana seseorang mempunyai sikap:
1. Keterbukaan;
Sikap keterbukaan yang dimaksud De Vito, meliputi:
a. Sikap seseorang komunikator yang membuka semua informasi
tentang pribadinya kepada komunikan, sebaliknya menerima semua informasi yang
relevan tentang dan dari komunikan dalam rangka interaksi antarpribadi;
b. Kemauan seseorang sebagai komunikator untuk bereaksi secara
jujur terhadap pesan yang datang dari komunikan;
c. Memikirkan dan merasakan bahwa apa yang dinyatakan seorang
komunikator merupakan tanggung jawabnya terhadap komunikan dalam suasana
situasi tertentu.
2. Empati;
Perasaan empati ialah kemampuan
seorang komunikator untuk menerima dan memahami orang lain seperti ia memahami
dirinya sendiri. Jadi ia berpikir, merasa, berbuat terhadap orang lain
sebagaimana ia berpikir, merasa dan berbuat terhadap dirinya sendiri.
3. Memberi dukungan
Memberi dukungan ialah suatu
situasi kondisi yang dialami komunikator dan komunikan terbebas atmosfir
ancaman, tidak dikritik dan ditantang.
4. Merasa seimbang;
Merasa keseimbangan ialah suatu
suasana yang adil antara komunikator dan komunikan dalam hal kesempatan yang
sama untuk berpikir, merasa dan bertindak
Strategi
Peningkatan Komumikasi Antar Budaya
- Mengenali diri sendiri.
- Menggunakan kode atau bahasa yang sama.
- Menunda penilaian dan memberi cukup waktu pada orang lain untuk mencapai tujuannya.
- Memperhitungkan lingkungan fisik dan manusia.
- Meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
- Mendorong feedback ( Umpan balik ).
- Mengembangkan empati.
- Mencari persamaan-persamaan diantara kebudayaan - kebudayaan yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Komunikasi merupakan suatu proses budaya. Komunikasi
antarbudaya dapat terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan
penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Ada dua konsep utama
yang mewarnai komunikasi antarbudaya (interculture
communication), yaitu konsep kebudayaan dan konsep komunikasi.
Komunikasi memiliki 2 fungsi yaitu fungsi pribadi seperti menyatakan identitas
sosial, menyatakan integrasi sosial, menambah pengetahuan, melepaskan diri atau
jalan keluar dan fungsi sosial seperti
pengawasan, menjembatani, sosialisasi nilai, menghibur. Komunikasi juga
memiliki hambatan yang berdefinisi segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk
terjadinya komunikasi
yang efektif. Keefektifan dalam berkomunikasi akan terjadi apabila
terdapat persamaan makna pesan antara komunikator dan komunikan.
Komunikasi Antar Budaya terjadi karena alasan yang bermacam-macam.
Komunikasi mencakup pihak-pihak yang berperan sebagai pengirim dan penerima
secara berganti-ganti, maka masalah atau kesulitan dapat terjadi dari semua
pihak. Oleh sebab itu diperlukannya suatu cara atau strategi untuk
menyamakan perbedaan dan persepsi dalam Komunikasi Antar budaya tersebut,
untuk itu perlu adanya rasa saling menghormati dalam berkomunikasi antar
budaya.
2.
SARAN
Komunikasi merupakan kunci utama dalam
keberhasilan hidup bermasyarakat. Terutama pentingnya komunikasi yang efektif
ketika diantara individu memiliki perbedaan baik itu dalam segi bahasa tingkah
laku atau pun budaya. Kita harus terus mengingat dan sadar kembali akan
pandangan bangsa Indonesia dalam menanggapi keanekaragaman budaya tersebut
yaitu bhinneka tunggal ika yang
berarti walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Sebagai mahasiswa yang cerdas kita
perlu memahami dan mendalami lebih lanjut mengenai konsep komunikasi, apalagi
jika kita hendak berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda kebudayaan dengan
kita. Untuk itu, wawasan yang luas dengan membaca buku dari berbagai referensi
sangat di butuhkan dalam hal ini agar kita tidak buta komunikasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyana Deddy, Rakhmat Jalaluddin. Komunikasi antarbudaya (panduan
berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya). Bandung: PT remaja
rosdakarya, 2003
Nurudin. Sistem komunikasi Indonesia.
Jakarta: PT raja Grafindo persada 2008
Cangara Hafied. pengantar ilmu
komunikasi. Jakarta: PT raja Grafindo persada 2003
iliweri, Alo. Dasar-dasar Komunikasi
Antar Budaya. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. 2004
Andriana, LusianaLubis. Komunikasi Antar
Budaya. Pdf. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi
:Universitas Sumatera. 2005.
http://www. repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2733/1/Draf%20Jurnal.pdf
http://arjaenim.blogspot.com/2013/01/komunikasi-antar-budaya.html
0 komentar:
Posting Komentar