M S D M
0leh :
1.
HANIDATUL KHUSNAH
(12402818)
2.
ZULIYA SURYA CITRA
(12402943)
3.
FAIZATUL AINIYAH
(12402947)
4.
ADE HANNO WICKY
Dosen Pembimbing :
Dra. Endah Yuliani,
SE, MM.
Fakultas :
Manajemen Sore Semester VII
Universitas
Islam Darul ‘Ulum (UNISDA)
Lamongan
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL Halaman
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………..……………..… i
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………..…………….…. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang …………………………...……………....…………...……… 1
2.
Rumusan Masalah ……………………………………..…………...…….…...
2
3.
Tujuan Penulisan ………..……………....…….…………………...………….
2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
Rekrutmen ………………………..……………………........……. 3
2. Metode
Perekrutan Karyawan ……………...…………………...........……… 3
3. Prosedur
Rekrutmen ………………...……………………………..........……. 5
4. Pengertian
Pelatihan Karyawan ………...……………………………...…….. 7
5. Metode
Pelatihan Karyawan …………………..……………………..…….… 7
6. Tujuan Pelatihan Karyawan ..............................................................................
8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ………………….....………………………..……….....……… 11
2. Saran …………...………………………………………….……………….. 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………..………………………………….
12
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya yang telah
diberikan kepada kita. Semoga Shalawat dan Salam selalu dilimpahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammaad SAW, beserta sahabat dan keluarganya, serta
pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Kami penyusun
makalah, Alhamdulillah telah berhasil menyelesaikan makalah Manajemen Sumber Daya Manusia yang berjudul “Rekrutmen dan Pelatihan
Karyawan”.
Dan makalah ini kami ajukan sebagai tugas untuk melaksanakan kewajiban sebagai
mahasiswa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak
untuk membantu kelancaran dan kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Semoga apa yang
kami tulis ini bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya serta
mendapat ridha dari Allah SWT. Amin
Lamongan,
Desember 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya dalam suatu perusahaan pemerintahan maupun swasta, faktor
tenaga kerja atau biasa disebut faktor sumberdaya manusia merupakan unsur utama
dalam segala aktivitas perusahaan. Sedangkan pengertian dari tenaga kerja dan
pengertian perusahaan menurut UU Ketenagakerjaan no 13 tahun 2003 yaitu tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat,
sedangkan pengertian perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan
hukum/tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan
hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja atau
buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Tahapan
ini sangat penting karena rekruitmen karyawan yang tepat akan menghasilkan
tenaga kerja dengan kemampuan yang maksimal dan ini akan memberi keuntungan
bagi organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Namun saat ini, proses
rekruitmen sering tidak terencana dengan baik, karena masih ada yang
berpendapat bahwa rekruitmen adalah fungsi yang hanya dilaksanakan jika
kebutuhan sudah mendesak yaitu pada saat adanya kebutuhan akan karyawan saja.
Setelah karyawan diterima melalui proses seleksi, sebelum bertemu langsung
dengan customer, harus melalui proses standarisasi dalam pelatihan dan
pengembangan, hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan mutu dari
pelayanan. Hasil proses seleksi akan menunjukan kekurangan atau kelebihan
individu dalam kompetensinya, berdasar ini calon karyawan akan diberikan
pelatihan dan pengembangan.
Dalam periode kerja tertentu, karyawan akan di berikan penilaian kinerja yang
akan menentukan pelatihan seperti apa yang diberikan kepada karyawan. Pelatihan
tidak hanya tentang skill tapi juga tentang issue ketenagakerjaan, masalah
gender, pelecehan, etik pekerja juga idealnya perusahaan memberikan training
untuk persiapan pensiun, bagaimana mengelola keuangan, bagaimana kesempatan
yang ada untuk para pensiunan dan lain-lain.
Penempatan yang tidak sesuai juga akan menimbulkan beberapa akibat, antara
lain. Keresahaan, turunnya semangat kerja, produktifitas kerja menurun,
kurangnya tanggung jawab, kekeliruan dalam melaksanakan pekerjaan, dan
sebagainya. Hal-hal tersebut diatas terkait dengan perencanaan SDM yang kurang
baik atau perencanaan yang ada hanya untuk jangka pendek dan tidak berlaku
dengan rencana jangka panjang suatu perusahaan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut
:
1. Apa pengertian rekrutmen? dan apa
tujuannya?
2. Bagaimana metode dan prinsip
rekrutmen yang baik?
3. Bagaimana prosedur dalam
rekrutmen karyawan?
4.
Apa pengertian pelatihan karyawan?
5.
Bagaimana metode pelatihan karyawan?
6.
Apa tujuan pelatihan karyawan?
3. TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menjelaskan pengertian
rekrutmen karyawan
2. Untuk menjelaskan metode dan
prinsip dari rekrutmen
3. Untuk menjelaskan prosedur rekrutmen
karyawan
4. Untuk mengetahui pengertian pelatihan karyawan
5. Untuk
mengetahui metode pelatihan karyawan
6. Untuk mengetahui tujuan dari pelatihan
karyawan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN REKRUTMEN
Menurut Randall
S. Schuler dan Susan E. Jackson rekrutmen antara lain meliputi upaya
pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah
tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang
yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Sebagai
akibatnya rekrutmen tidak hanya menarik simpati atau minat seseorang
untuk bekerja pada perusahaan tersebut, melainkan juga memperbesar kemungkinan
untuk mempertahankan mereka setelah bekerja.
Jadi intinya rekrutmen merupakan usaha
yang dilakukan untuk memperoleh sumber daya manusia yang dibutuhkan
dalam mengisi jabatan-jabatan tertentu yang masih kosong. Selain itu
rekrutmen merupakan usaha-usaha mengatur komposisi sumber daya manusia
secara seimbang sesuai dengan tuntutan melalui penyeleksian yang dilakukan.
Tujuan rekruitmen menurut Amirullah dan Hanafi adalah
bertujuan menyediakan tenaga kerja yang cukup agar manajer dapat memilih
karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan. Sehingga diharapkan
tenaga kerja tersebut akan dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya dengan cara seefisien mungkin guna tercapainya tujuan.
2. METODE PEREKRUTAN KARYAWAN
Mangkuprawira mengemukakan bahwa metode rekrutmen dibagi menjadi 2 antara lain
:
Metode Rekrutmen dari dalam (Rekrutmen Internal)
meliputi:
1. Penempatan Pekerjaan
Dalam metode ini posisi yang dapat dirumuskan lewat buletin ataupun papan
pengumuman perusahaan. Prosedur penempatan pekerjaan membuat karyawan berusaha
keras untuk mencapai posisi yang lebih baik dalam perusahaan. Informasi yang
disampaikan dalam pengumuman meliputi keseluruhan kepentingan persoalan yang
menyangkut pekerjaan, seperti uraian pekerjaan, pendidikan dan pelatihan yang
diisyaratkan, gaji dan apakah pekerjaan penuh waktu atau paruh waktu.
2. Inventaris Keahlian
Secara esensial, inventaris meliputi daftar nama karyawan, pendidikan, posisi
sekarang, pengalaman kerja, keahlian dan kemampuan pekerjaan terkait dan
kualifikasi lainnya. Perusahaan dapat meneliti melalui inventarisasi keahlian
untuk mengidentifikasi calon potensial untuk mengisi lowongan kerja di posisi
tertentu melalui komputer.
3. Penawaran Pekerjaan
Prosedur secara khusus
menspesifikasi semua pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan yang harus diisi
oleh pelamar yang berkualifikasi dari unit perusahaan yang menawarkannya.
4. Rekomendasi Karyawan
Seorang karyawan yang
merekomendasikan seseorang untuk dipekerjakan memperoleh sedikit bonus.
Metode Rekruitmen dari luar ( Rekruitmen Eksternal )
1. Institusi Pendidikan
Rekruitmen karyawan dapat berasal dari kalangan lembaga pendidikan, mulai dari
sekolah menengah umum dan kejuruan sampai perguruan tinggi.
2. Iklan
Iklan merupakan salah satu jalur menarik calon pelamar. Media yang digunakan
berbentuk surat kabar, majalah dan bentuk media lainnya (seperti radio). Media
TV sangat jarang digunakan karena biayannya sangat mahal. Walaupun jangkauannya
lebih luas.
3. Agen Pemerintah
Setiap pemerintahan agen atau divisi penempatan tenaga kerja yang dikelola oleh
Departemen Tenaga Kerja.
4. Agen Swasta
Setiap layaknya perusahaan, agen swasta secara aktif mencari dan bahkan
memperoleh informasi tentang lowongan kerja dari perusahaan tertentu.
5. Perusahaan Pencari Tenaga Eksekutif
Mencari langsung dan menghubungi para karyawan yang sudah memiliki potensi
eksekutif, baik langsung lewat lobi-lobi aktif maupun tidak langsung berhadapan
(melalui telpon dan surat).
Prinsip-prinsip Rekrutmen
a. Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk mendapatkan mutu yang sesuai. Untuk itu sebelumnya perlu
dibuat: Analisis Pekerjaan, Deskripsi Pekerjaan, dan Spesifikasi Pekerjaan
b. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia Untuk
mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan: Peramalan kebutuhan tenaga kerja, dan
Analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja (workforce analysis).
c. Biaya yang diperlukan diminimalkan.
d. Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan.
e.
Flexibility.
f. Pertimbangan-pertimbangan hukum.
3. PROSEDUR REKRUTMEN
Mengajukan surat lamaran, yang disertai dengan
lampiran persyaratan yang dibutuhkan, misalnya :
o Ijasah terakhir
o Surat kelakuan baik dari kepolisian
o Surat keterangan dari Kantor tenaga Kerja (sudah
terdaftar di kantor tenaga kerja)
o Tidak terlibat gerakan terlarang
o Surat keterangan kesehatan
Setelah lamaran diajukan maka diberikan tanda bahwa
lamarannya sudah terdaftar oleh petugas
yang berwenang pada instansi tersebut.
Pada saatnya, pelamar yang bersangkutan mendapat
panggilan untuk mengikuti ujian yang diadakan, kapan ujian akan
diselenggarakan, dan mata ujian apa saja yang akan diujikan.
Pada saat ujian diadakan, adapun metodenya dapat
berupa :
- Menjawab soal dengan uraian (essay),
- Check points, pilih satu yang dianggap paling tepat
dari beberapa jawaban yang akan dipilihnya,
- Metode wawancara
Penerimaan calon pegawai diberikan kepada mereka yang
lulus tahap akhir dengan mengadakan peringkat yang jumlahnya dibatasi pada
jumlah calon pegawai yang dibutuhkan.
Status mereka adalah pegawai percobaan (magang),
sifatnya masih percobaan. Apabila dalam waktu yang ditentukan, dianggap dapat
bekerja dengan baik kemudian diangkat sebagai pegawai tetap.
Karena berharap mendapatkan calon tenaga kerja yang bermutu dan memenuhi
syarat, maka dalam proses rekrutmen ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
penyelenggara, di antaranya:
a. Faktor-faktor organisasional yang meliputi kebijakan
promosi dari dalam, yaitu apabila terjadi kekosongan jabatan, maka akan diisi
oleh karyawan yang ada di dalam, kebijakan tentang imbalan yang meliputi
gaji/upah dan tunjangan-tunjangan, kebijakan tentang status kepegawaian dan
rencana SDM, Dalam merumuskan kebijakan perusahaan tentang sistem imbalan maka
ada empat hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: 1).Kepentingan para anggota
organisasi sesuai dengan kesepakatan, 2) Kemampuan perusahaan, 3) Keharusan
mentaati peraturan, 4) Penyeimbangan lokasi
b. Kebiasaan pencari tenaga kerja yang harus mampu
bertindak dan berpikir.
c. Kondisi eksternal (lingkungan yang harus diperhitungkan) yang meliputi:
Tingkat pengangguran, Kedudukan perusahaan pencari tenaga kerja baru yang
bergerak di bidang kegiatan yang sama, Langka-tidaknya keahlian atau keterampilan
tertentu, Proyeksi angkatan kerja pada umumnya, Peraturan perundang-undangan di
bidang ketenagakerjaan, Praktik rekrutmen oleh organisasi lain, Kendala
terakhir yang harus dipertimbangkan oleh pencari tenaga kerja yaitu tuntutan
tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru tersebut.
Selain kendala yang dihadapi tersebut ada beberapa
tantangan yang berhubungan dengan rekrutmen, yaitu:
a. Para
rekruter menghadapi permasalahan dalam menarik pelamar,
b. Sumber
atau channel transisional perekrutan tidak memadai seperti yang terjadi
pada tahun 1900-an,
c. Departemen SDM harus terus menemukan kebutuhan pelanggannya, manajer
operasi yang memiliki pekerjaan harus diisi,
d. Kompetisi
SDM menyebabkan para manajer menerima calon yang belum kualified sehingga perlu
latihan-latihan pengembangan yang lebih intensif.
Namun dari beberapa kelemahan dan tantangan di atas, maka yang sering
timbul adalah:
a. Rencana SDM dan strategi, yaitu berupa arahan perusahaan dan saran tipe
tugas dan pekerjaan yang perlu ditangani.
b. Kesempatan
kerja yang sama, yang menolak adanya diskriminasi dalam semua pekerjaan
meliputi rekrutmen.
c. Kebiasaan
rekruter yang mengarah pada keputusan membatasi konsumsi waktu
d. Persyaratan
pekerja adalah keterampilan meliputi: Membuat surat lamaran untuk para pelamar,
Mengembangkan lamaran alternatif, Merekrut melalui organisasi perusahaan dan
mengembangkan hubungan dengan koordinator siswa yang tidak bisa pada sekolah,
college dan universitas umum dan khusus/swasta, Mengumumkan komitmen pegawai,
Mengakomodasi karyawan yang tidak mampu, sehingga karyawan menjadi produktif,
Memelihara lingkungan organisasi untuk semua pegawai tanpa ada kesulitan.
e. Harga
pelamar dalam proses rekrutmen harus dievaluasi agar efektif dan efisien.
f. Insentif
akan menjadi hambatan jika para karyawan menggunakannya atau merupakan respon
terhadap batasan lain yang dihadapi oleh rekruter.
g. Kebijakan
perusahaan digunakan untuk memperoleh manfaat informasi dan ekonomi.
4. PENGERTIAN
PELATIHAN KARYAWAN
Pelatihan sering dihubungkan dengan pengembangan (development),
tetapi secara konsep kedua istilah tersebut tidak bersinonim. Pelatihan karyawan
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk memfasilitasi
pembelajaran bagi karyawannya, retensi dan mensosialisasikan perilaku pekerja
atau kebiasaan yang ada, tidak terbatas hanya untuk karyawan baru, program
pelatihan dan mengembangan juga diberlakukan untuk karir pekerja.
Noe, et al. (2003: 251) menyebutkan training is a planned effort to
facilitate the learning of job related knowledge, skill and behavior by
employees, pelatihan adalah usaha terencana untuk memfasilitasi karyawan
dalam pembelajaran pengetahuan, keahlian dan prilaku yang berhubungan dengan
pekerjaan.
Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja
adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja
pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Pelatihan karyawan akan efektif jika dibuat berdasar teori belajar yang
ada, salah satu yang paling umum digunakan adalah teori pembelajaran social
(Social Learning Theory) dari Albert Bandura, teori yang menekankan pada
komponen kognitif dan pemikiran, pemahaman dan evaluasi.
5. METODE
PELATIHAN KARYAWAN
Pelaksanaan pengembangan harus didasarkan pada metode-metode yang telah
ditetapkan dalam program pengembangan perusahaan. Yang dirumuskan oleh bagian
atau suatu tim pengembangan. Metode pengembangan terdiri atas metode latihan
atau training yang diberikan kepada karyawan operasional dan metode pendidikan
atau lecturing yang khusus diberikan kepada karyawan manajerial.
1. On the Job Training
Yaitu
pelatihan dengan instruksi, maksudnya adalah para pekerja ditempatkan dalam
kondisi riil dibawah bimbingan dan supervise dari seorang pegawai senior atau
supervisor. Metode ini menggunakan pendekatan Job Instruction Training yakni
instruktur memberikan pelatihan kepada pegawai senior atau supervisor kemudian
pegawai senior memberikan pengalamannya kepada pekerja.
2. Vestibule
Yakni suatu
metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau workshop yang biasanya
diselenggarakan dalam suatu perusahaan industri untuk memperkenalkan pekerjaan
kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjan tersebut. Tentunya
dengan duplikasi bahan, alat-alat dan kondisi yang akan mereka temui dalam
situasi kerja yang sebenarnya.
3. Demonstrasi
Yakni
metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana
cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau percobaan
yang didemonstrasikan. Peserta melihat sendiri teknik mengerjakannya, diberikan
penjelasan-penjelasan bahkan kalau perlu mencoba mempraktekannya sendiri.
4. Programmed Instruction
Merupakan
bentuk pelatihan agar peserta dapat belajar sendiri karena langkah-langkah
pengerjaan sudah diprogram, biasanya dengan komputer, buku atau mesin pengajar.
Instruksi terprogram meliputi pemecahan informasi dalam beberapa bagian kecil
sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk program pengajaran yang mudah dipahami
dan saling berhubungan.
5. Magang
Melibatkan
pembelajaran dari pekerja yang lebih berpengalaman dan dapat ditambah pada
teknik off the job training. Banyak pekerja ketrampilan tangan seperti tukang
pipa dan kayu, dilatih melalui program magang resmi. Asistensi dan kerja
sambilan bisa disamakan dengan magang karena menggunakan partisipasi tingkat
tinggi dari peserta sekaligus memiliki feedback yang tinggi pula.
6. TUJUAN
PELATIHAN KARYAWAN
Secara umum, pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan prilaku karyawan, kemudian mengaplikasikannya dalam pekerjaan
sehari-hari. Dalam mencapai keunggulan bersaing, harus dipandang lebih luas
sebagai suatu cara menciptakan modal intelektual (intelectual capital).
Modal intelektual meliputi keterampilan kognitif (know what),
keterampilan lanjutan (know how), kreatifitas dan pemahaman tentang
sistem (know why) dan care why atau kreatifitas atas dorongan
sendiri (Noe, 2002: 4,51).
Secara khusus, suatu organisasi berkeyakinan bahwa investasi dalam
pelatihan dapat membantu mereka mencapai keunggulan bersaing. Berkaitan dengan
ini pelatihan dapat :
- meningkatkan pengetahuan karyawan dalam hal budaya dan pesaing mancanegara yang diperlukan untuk sukses di pasar internasional,
- membantu meyakinkan bahwa karyawan memiliki keterampilan dasar dalam teknologi atau komputer,
- membantu karyawan dalam memahami bagaimana bekerja dengan efektif untuk meningkatkan kualitas produk,
- menekankan budaya organisasi dalam inovasi, kreatifitas dan pembelajaran,
- memastikan ketentraman bekerja karena kontribusi karyawan kepada organisasi telah berubah
- mempersiapkan karyawan dapat bekerja lebih efektif sesama karyawan (Noe, 2003: 250-251)
Adapun manfaat nyata yang diperoleh dengan adanya
pelatihan dan pengembangan adalah :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas
2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan agar mencapai standar kinerja yang dapat diterima
3. Menciptakan sikap, loyalitas dan kerja sama yang lebih menguntungkan
4. Memenuhi kebutuhan perencanaan SDM
5. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja
6. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi.
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas
2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan agar mencapai standar kinerja yang dapat diterima
3. Menciptakan sikap, loyalitas dan kerja sama yang lebih menguntungkan
4. Memenuhi kebutuhan perencanaan SDM
5. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja
6. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi.
Tujuan Pelatihan Karyawan
a. Produktivitas Kerja
Dengan
pelatihan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas
produksi semakin baik, karena technical skill, human skill dan managerial skill
karyawan yang semakin membaik.
b. Efisiensi
Pelatihan
karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku dan
mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relative
mengecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
c. Mengurangi Kerusakan
Pelatihan
karyawan juga bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi dan
mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanaan
pekerjaannya.
d. Meningkatkan Service
Pelatihan
akan meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah
perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang
sangat penting bagi rekan-rekan perusahaan yang bersangkutan.
e. Moral
Dengan
pelatihan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan ketrampilannya
sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik.
f. Karir
Dengan
pelatihan, kesempatan untuk untuk meningkatkan karir karyawan semakin besar,
karena keahlian, ketrampilan dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah
biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.
Pelatihan karyawan sebagai acuan di masa yang
akan datang untuk menilai prestasi kerja karyawan, sebagai tindak lanjut adanya
pelatihan karyawan.
Dan Tujuan
Penilaian Pretasi Karyawan adalah :
- Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa.
- Untuk mengukur prestasi kerja, sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaannya
- Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan didalam perusahaan
- Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan dan efektifitas jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan peralatan kerja
- Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada didalam organisasi
- Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik
- Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan dimasa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
- Sebagai criteria didalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan
- Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan
- Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Rekrutmen dan pelatihan termasuk fungsi-fungsi MSDM yang mempunyai Peranan
strategis dalam mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam analisis pekerjaan
khususnya deskripsi dan spesifikasi. Kedua kegiatan tersebut didahului oleh
kegiatan analisis pekerjaan dan perencanaan sumber daya manusia. Hal ini
berarti bahwa kegiatan rekrutmen dan pelatihan harus didasarkan pada suatu kebutuhan yang dialami organisasi, baik dalam
fisik maupun dari segi kemampuan dan keterampilan. Pelaksanaan kedua kegiatan tersebut secara wajar dan
dikerjakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen yang baik, akan dapat
mencegah suatu organisasi akan mengalami surplus pegawai, kecuali karena adanya
faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh organisasi itu
sendiri. Selain itu, setelah menentukan kegiatan rekrutmen dan pelatihan,
penempatan posisi juga harus sesuai dengan hasil seleksi karyawan yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
Rekrutmen merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh
sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam mengisi jabatan-jabatan
tertentu yang masih kosong. Selain itu rekrutmen merupakan usaha-usaha
mengatur komposisi sumber daya manusia secara seimbang sesuai dengan
tuntutan melalui penyeleksian yang dilakukan.
Pelatihan karyawan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk
memfasilitasi pembelajaran bagi karyawannya, retensi dan mensosialisasikan
perilaku pekerja atau kebiasaan yang ada, tidak terbatas hanya untuk karyawan
baru, program pelatihan dan pengembangan juga diberlakukan untuk karir
pekerja.
2. SARAN
Adapun saran dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Diharapkan kepada Manajemen Personalia dalam
melaksanakan rekrutmen, seleksi, dan penempatan harus sesuai dengan
prosedur.
b. Dalam proses rekrutmen, seleksi dan penempatan, setidaknya
tidak ada Nepotisme.
Dan
dengan diselesaikannya makalah ini, penulis berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan
saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dessier, Gary. 1997. Human Resources Management, Fourt
edition, USA Prentice Hall International Edition.
Suwatno Dr. H, M.si dan Priansa juni Donni S.Pd.,
S.E., M.M. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
http ://www.Journal Rekrutmen, Seleksi, Penempatan
Karyawan.com [diakses 06 Juni 2011].
http ://www. Pengertian Rekrutmen, Seleksi, Penempatan
Tenaga Kerja.com [diakses 06 Juni 2011].
Dessler. Gary., Manajemen Sumber Daya Manusia,
Edisi Kesepuluh, PT. Puri Media Kembangan, Jakarta. 2000.
0 komentar:
Posting Komentar